Keangkeran Etihad Stadium, kandang Manchester City, pantas dipertanyakan belakangan ini. The Citizens harus menelan kekalahan beruntun dalam dua pertandingan terakhirnya. Kekalahan dari Manchester United dan Liverpool menjadi alarm bagi manajer Roberto Mancini.
Dua kekalahan ManCity ini terlihat janggal. Bagaimana tidak, menilik perjalanan ManCity di pentas Premier League, Si Biru Langit selalu mencatat kemenangan saat tampil di hadapan pendukungnya. Dari tiga hasil imbang dan dua kekalahan di Liga Inggris, semua ditoreh di kandang lawan.Catatan itulah yang membuat dua hasil terakhir di Etihad Stadium sangat mengejutkan meski bukan laga bertajuk Premier League. Pada Minggu 8 Januari lalu, Manchester City ditumbangkan rival sekotanya Manchester United dengan skor tipis 2-3 dan harus tersingkir dari ajang FA Cup. Padahal, City berstatus sebagai juara bertahan.
Tiga hari kemudian di tempat yang sama, ManCity giliran dipermalukan Liverpool 1-0 lewat penalti Steven Gerrard di pertemuan pertama babak semifinal Carling Cup. Leg 2 akan digelar pada 25 Januari mendatang.
Dua kekalahan kandang ini tentu sangat mempengaruhi mental David Silva dan kawan-kawan. Hal terburuk yang paling ditakutkan dari dua kekalahan ini adalah mempengaruhi performa The Citizens di pentas Premier League. Keunggulan tiga poin dari Manchester United sewaktu-waktu dapat lenyap jika Mancini tak segera menemukan solusi.
Mancini tampak tak bisa menutupi rasa was-wasnya. Hal itu terlihat dari sikap Italiano ini yang membabi buta saat pasukannya dua kali berturut-turut terjungkal. Saat dikalahkan MU, Mancini menuding Wayne Rooney memprovokasi wasit Chris Foy untuk mengganjar kartu merah kapten Vincent Kompany. ManCity akhirnya harus bermain dengan 10 pemain sejak menit 12 setelah Kompany diusir wasit.
"Jelas itu bukan kartu merah. Rooney bilang ke wasit (Foy) apa keputusannya. Posisi dia dekat dengan wasit," ujar Mancini.
Dan ketika ditanya apakah Rooney telah mempengaruhi Foy, Mancini menegaskan, "Ya, ya, ya. Tapi, saya tidak ingin berbicara mengenai wasit."
Serangan Mancini ini langsung mendapat respon dari Rooney lewat akun twitternya. "Sangat lucu ketika seseorang berpikir bahwa saya yang menyebabkan Kompany diusir. Saya tidak memberikan kartu merah. Tapi, sangat jelas itu harus diganjar katu merah. Tekel dengan dua kaki."Belum hilang rasa sakit dipermalukan rival sekotanya, ManCity kembali dipermalukan Liverpool lewat penalti Gerrard. Mancini pun kembali meradang. Mantan pelatih Inter Milan ini menyesalkan keputusan wasit yang tak memberi kartu merah kepada Glen Johnson.
Padahal, bek Liverpool itu melakukan tekel dua kaki kepada Joleon Lescott yang dianggap identik dengan Kompany. Ironisnya, Kompany mendapat kartu merah sedangkan Johnson tidak. Hal itu membuat Mancini tersulut emosinya dan sempat bersitegang dengan Gerrard di lorong menuju ruang ganti.
"Itu tekel yang lebih buruk dari yang dilakukan Kompany saat lawan MU," kata Mancini setelah pertandingan.
Gerrard langsung merespon tindakan Mancini itu. "Saya terkejut dengan sikap Mancini. Minggu lalu, dia menuduh Wayne Rooney menghasut wasit untuk mengusir Kompany. Dan sekarang dia melakukan hal yang sama. Menurut saya itu tekel yang bagus, tak pantas mendapat kartu merah," kata Gerrard usai pertandingan.
Terlepas dari serangan membabibuta usai dua hasil buruk itu, Mancini tentu menyadari timnya tengah mengalami masalah. Ia tentu harus segera membawa pasukannya keluar dari krisis kepercayaan saat harus bertanding di hadapan pendukungnya.
Faktor Yaya Toure
Yang pantas menjadi catatan, dua hasil buruk yang dituai ManCity terjadi setelah gelandang jangkarnya Yaya Toure absen. Gelandang Pantai Gading ini harus lebih dini meninggalkan rekan-rekannya demi persiapan Piala Afrika 2012 yang akan digelar di Gabon dan Equatorial Guinea pada 21 Januari hingga 12 Februari mendatang.
Gelandang 28 tahun ini selalu menjadi pilihan utama Mancini untuk memotong aliran bola lawan dan sekaligus menghadirkan kejutan demi kejutan. Mantan pemain Barcelona ini juga kerap menjadi penentu kemenangan Manchester City lewat gol-golnya. Termasuk saat mencetak gol semata wayang untuk menyingkirkan MU di semifinal FA Cup sebelum akhirnya di final 2011 lalu menjungkalkan Stoke City.
Peran Yaya semakin sentral setelah Mancini mengubah formasi dengan menempatkan dua gelandang jangkar setelah di musim 2010/2011 sempat memasang trio Yaya Toure, Nigel De Jong dan Gareth Barry. Dari 75 laga bersama The Citizens, Yaya telah mengoleksi 16 gol. Musim 2011/2012 ini, Yaya menjadi tandem ideal bagi Barry di lini tengah.
Kepergian Yaya tampaknya membuat ManCity seperti kehilangan pemain kunci di lini tengah. Mancini sebenarnya masih memiliki Nigel De Jong. Namun, gelandang Belanda ini lebih kental dengan karakter gelandang perusak dan tak sepandai Yaya saat tim tengah menyerang.
Mancini juga masih mempunyai seorang Owen Hargreaves. Namun, tak bisa dipungkiri jika mantan pemain Bayern Munich dan Manchester United ini masih kalah kelas dari Yaya. Ia didatangkan Mancini hanya menjadi unsur pelengkap dalam tim.
Mendatangkan pemain gelandang bertahan sekelas Yaya pada bursa transfer Januari ini tentu dapat menjadi altenatif. Terlebih, dalam skuad ManCity memang terbilang masih minim pemain di posisi itu. Namun, sepertinya itu bukan menjadi prioritas tim milik Sheikh Mansour.
Jika transfer pemain memang menjadi jalan buntu, Mancini sebenarnya masih mempunyai alternatif lain. Mancini pantas untuk mempertimbangkan seorang James Milner mengingat banyaknya gelandang sayap di The Citizens.
Gelandang timnas Inggris ini memang identik sebagai pemain sayap. Namun, ia juga dianugerahi kemampuan memainkan peran sebagai seorang gelandang. Hal itu juga telah diperlihatkan Milner dalam beberapa pertandingan bersama The Citizens dan The Three Lions.
Gelandang 26 tahun ini tentu sedikit lebih baik dari De Jong untuk urusan membantu serangan. Milner juga ditunjang dengan fisik dan permainan ngotot ala seorang gelandang bertahan. Tak salah tentunya jika Mancini mencoba kembali formula ini demi menjaga keunggulan tiga poin mereka dari terkaman MU di Premier League.Laga tandang kontra Wigan Athletic di Premier League pada Senin 16 Januari 2012 menjadi batu ujian pertama ManCity untuk bangkit dari keterpurukan. Sergio Aguero dan kawan-kawan harus melupakan dua hasil buruk mereka dan coba mengembalikan keangkeran Etihad saat menjamu Tottenham Hotspur pada Minggu 22 Januari 2011.
Apa komentar anda tentang berita ini? Tuliskan komentar anda tentang berita bola ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar