Brasil, SunduL – Mereka mungkin akan menjadi tim
yang kurang diunggulkan untuk lolos dari Grup F di Piala Dunia tahun
ini. Tetapi dengan Carlos Queiroz di posisi pelatih dan beberapa pemain
yang tampil di liga-liga Eropa, Iran tentu tidak akan hanya menjadi tim
pelengkap di grup mereka.
Untuk keempat kalinya, Iran akan berpartisipasi di putaran akhir
Piala Dunia setelah mereka sebelumnya tampil di Piala Dunia Argentina
1978, Perancis 1998 dan Jerman 2006. Dengan pelatih yang mempunyai
banyak pengalaman di level internasional seperti Carlos Queiroz, ada
rasa optimis kalau Iran bisa lolos dari babak grup untuk pertama
kalinya.
Sejak mantan pelatih Real Madrid dan tim nasional Portugal tersebut
mengambil alih di tahun 2011, ia biasanya memainkan formasi 4-3-3 atau
4-2-3-1 dalam pertandingan-pertandingan kompetitif. Dalam beberapa
kesempatan di pertandingan persahabatan, ia juga terkadang menggunkan
formasi 4-1-4-1.
Melihat dari materi pemain yang ada di dalam skuatnya, ada perasaan
kalau formasi 4-3-3 tidak akan selalu menjadi formasi terbaik untuk
mereka. Karena dengan formasi itu, lini bertahan akan mendapatkan lebih
banyak tekanan dan seharusnya formasi ini hanya digunakan ketika semua
pemain bertahan dirasa sanggup menghadapi gempuran serangan lawan.
Jika Iran bermain dengan 4-3-3 di pertandingan-pertandingan
menghadapi Argentina, Nigeria dan Bosnia-Herzegovina di babak grup
nanti, pemain bertahan mereka akan dihadapkan dengan penyerang-penyerang
terbaik di dunia seperti Sergio Aguero, Lionel Messi dan striker
Bosnia, Edin Dzeko. Tentu para penyerang-penyerang tersebut akan
menyulitkan lini belakang Iran. Formasi 4-2-3-1 mungkin akan menjadi
formasi yang lebih baik dan bisa mengeluarkan kemampuan terbaik dari
pemain-pemain Iran.
Posisi penjaga gawang akan ditempati antara Rahman Ahmadi dan Daniel
Davari. Ahmadi tampil mengesankan menjelang akhir babak kualifikasi,
tetapi Davari merupakan kiper yang bermain di Bundesliga meski Eintracht
Braunschweig baru saja terdegradasi dan mungkin hal tersebut akan
membuat Ahmadi lebih diunggulkan. Posisi bek kanan akan diperebutkan
oleh Khosro Heydari dan pemain berdarah Amerika-Iran, Steven Beitashour.
Sementara itu dua posisi sentral bek akan ditempati oleh Jalal Hosseini
dan Amirhossein Sadeghi. Mehrdad Pooladi dengan gaya bermainnya yang
enerjik adalah favorit Queiroz di posisi bek kiri dan sepertinya ia akan
mempertahankan tempatnya jika tidak ada cedera atau hal-hal lain yang
bisa menghalanginya untuk tampil.
Dua gelandang bertahan akan ditempati oleh Javad Nekounam dan
Andranik Teymourian. Kedua gelandang ini sudah pernah bermain di
liga-liga Eropa. Nekounam pernah bermain untuk Osasuna di La Liga,
sedangkan Teymourian pernah memperkuat Bolton dan Fulham di Liga
Inggris.
Sedikit lebih ke depan, Ashkan Dejagah, yang merupakan salah satu
pemain Fulham, akan mengisi posisi gelandang serang di sisi kanan dan
bisa memberikan ancaman untuk lini belakang lawan dari posisinya. Di
sisi kiri, Alireza Jahanbakhsh akan membantu lini depan dengan
akselerasi-akselerasi cepatnya. Masoud Shojaie memang merupakan pemain
yang kurang konsisten, tetapi ia mungkin akan menjadi pemain utama di
belakang striker Reza Ghoochannejhad, yang merupakan penyerang milik
Charlton Athletic. Sejak menjalani debutnya di tahun 2012,
Ghoochannejhad sudah mencetak 10 gol dalam 14 pertandingan bersama tim
nasional Iran.
Pemain-pemain tersebut memang masih perkiraan saja, tetapi dengan
Iran, memang tidak pernah mudah untuk menentukan siapa yang akan bermain
mengingat persiapan tim nasional mereka yang sangat buruk. Masalah
finansial menjadi alasan utama kenapa tim nasional mereka hanya
menjalani sedikit pertandingan persahabatan, terlebih lagi lawan yang
dipilih merupakan lawan-lawan yang kurang berkualitas. Sesi latihan
mereka juga beberapa kali dibatalkan dan di samping itu, pemain-pemain
kunci di dalam tim juga sempat tidak mengikuti latihan karena harus
berkomitmen dengan klub mereka masing-masing.
Pemain-pemain yang bermain di Eropa hadir terlambat ke tempat latihan
yang digelar di Austria dan ada masalah-masalah aneh yang harus
dihadapi para pemain Iran dibandingkan dengan pemain-pemain negara lain,
misalnya saja tentang masalah kalau para pemain tidak boleh menukar
baju tim nasional mereka dengan pemain negara lain karena mereka hanya
akan diberikan satu baju setiap pemain selama Piala Dunia berlangsung.
Ada beberapa nama-nama yang absen yang diperkirakan memang pantas
berangkat ke Brasil. Kiper Mehdi Rahmati, gelandang Ali Karimi dan Payam
Sadeghian harus menemukan hal lain untuk mereka lakukan di musim panas
ini. Rahmati berselisih dengan Queiroz dan dikeluarkan dari tim. Meski
Rahmati mengungkapkan rasa penyeselannya melalui media, Queiroz sama
sekali tidak menanggapinya. Beberapa pendukung tim nasional juga
menginginkan mantan gelandang serang Bayern Munchen, Ali Karimi untuk
diikutsertakan ke Brasil, tetapi pelatih memiliki ide yang berbeda untuk
timnya.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar