Minggu, 15 Juni 2014

Mengulas Taktik Tim Nasional Iran Jelang Laga Kontra Nigeria


Brasil, SunduL – Mereka mungkin akan menjadi tim yang kurang diunggulkan untuk lolos dari Grup F di Piala Dunia tahun ini. Tetapi dengan Carlos Queiroz di posisi pelatih dan beberapa pemain yang tampil di liga-liga Eropa, Iran tentu tidak akan hanya menjadi tim pelengkap di grup mereka.

Untuk keempat kalinya, Iran akan berpartisipasi di putaran akhir Piala Dunia setelah mereka sebelumnya tampil di Piala Dunia Argentina 1978, Perancis 1998 dan Jerman 2006. Dengan pelatih yang mempunyai banyak pengalaman di level internasional seperti Carlos Queiroz, ada rasa optimis kalau Iran bisa lolos dari babak grup untuk pertama kalinya.

Sejak mantan pelatih Real Madrid dan tim nasional Portugal tersebut mengambil alih di tahun 2011, ia biasanya memainkan formasi 4-3-3 atau 4-2-3-1 dalam pertandingan-pertandingan kompetitif. Dalam beberapa kesempatan di pertandingan persahabatan, ia juga terkadang menggunkan formasi 4-1-4-1.

Melihat dari materi pemain yang ada di dalam skuatnya, ada perasaan kalau formasi 4-3-3 tidak akan selalu menjadi formasi terbaik untuk mereka. Karena dengan formasi itu, lini bertahan akan mendapatkan lebih banyak tekanan dan seharusnya formasi ini hanya digunakan ketika semua pemain bertahan dirasa sanggup menghadapi gempuran serangan lawan.

Jika Iran bermain dengan 4-3-3 di pertandingan-pertandingan menghadapi Argentina, Nigeria dan Bosnia-Herzegovina di babak grup nanti, pemain bertahan mereka akan dihadapkan dengan penyerang-penyerang terbaik di dunia seperti Sergio Aguero, Lionel Messi dan striker Bosnia, Edin Dzeko. Tentu para penyerang-penyerang tersebut akan menyulitkan lini belakang Iran. Formasi 4-2-3-1 mungkin akan menjadi formasi yang lebih baik dan bisa mengeluarkan kemampuan terbaik dari pemain-pemain Iran.

Posisi penjaga gawang akan ditempati antara Rahman Ahmadi dan Daniel Davari. Ahmadi tampil mengesankan menjelang akhir babak kualifikasi, tetapi Davari merupakan kiper yang bermain di Bundesliga meski Eintracht Braunschweig baru saja terdegradasi dan mungkin hal tersebut akan membuat Ahmadi lebih diunggulkan. Posisi bek kanan akan diperebutkan oleh Khosro Heydari dan pemain berdarah Amerika-Iran, Steven Beitashour. Sementara itu dua posisi sentral bek akan ditempati oleh Jalal Hosseini dan Amirhossein Sadeghi. Mehrdad Pooladi dengan gaya bermainnya yang enerjik adalah favorit Queiroz di posisi bek kiri dan sepertinya ia akan mempertahankan tempatnya jika tidak ada cedera atau hal-hal lain yang bisa menghalanginya untuk tampil.

Dua gelandang bertahan akan ditempati oleh Javad Nekounam dan Andranik Teymourian. Kedua gelandang ini sudah pernah bermain di liga-liga Eropa. Nekounam pernah bermain untuk Osasuna di La Liga, sedangkan Teymourian pernah memperkuat Bolton dan Fulham di Liga Inggris.

Sedikit lebih ke depan, Ashkan Dejagah, yang merupakan salah satu pemain Fulham, akan mengisi posisi gelandang serang di sisi kanan dan bisa memberikan ancaman untuk lini belakang lawan dari posisinya. Di sisi kiri, Alireza Jahanbakhsh akan membantu lini depan dengan akselerasi-akselerasi cepatnya. Masoud Shojaie memang merupakan pemain yang kurang konsisten, tetapi ia mungkin akan menjadi pemain utama di belakang striker Reza Ghoochannejhad, yang merupakan penyerang milik Charlton Athletic. Sejak menjalani debutnya di tahun 2012, Ghoochannejhad sudah mencetak 10 gol dalam 14 pertandingan bersama tim nasional Iran.

Pemain-pemain tersebut memang masih perkiraan saja, tetapi dengan Iran, memang tidak pernah mudah untuk menentukan siapa yang akan bermain mengingat persiapan tim nasional mereka yang sangat buruk. Masalah finansial menjadi alasan utama kenapa tim nasional mereka hanya menjalani sedikit pertandingan persahabatan, terlebih lagi lawan yang dipilih merupakan lawan-lawan yang kurang berkualitas. Sesi latihan mereka juga beberapa kali dibatalkan dan di samping itu, pemain-pemain kunci di dalam tim juga sempat tidak mengikuti latihan karena harus berkomitmen dengan klub mereka masing-masing.

Pemain-pemain yang bermain di Eropa hadir terlambat ke tempat latihan yang digelar di Austria dan ada masalah-masalah aneh yang harus dihadapi para pemain Iran dibandingkan dengan pemain-pemain negara lain, misalnya saja tentang masalah kalau para pemain tidak boleh menukar baju tim nasional mereka dengan pemain negara lain karena mereka hanya akan diberikan satu baju setiap pemain selama Piala Dunia berlangsung.


Ada beberapa nama-nama yang absen yang diperkirakan memang pantas berangkat ke Brasil. Kiper Mehdi Rahmati, gelandang Ali Karimi dan Payam Sadeghian harus menemukan hal lain untuk mereka lakukan di musim panas ini. Rahmati berselisih dengan Queiroz dan dikeluarkan dari tim. Meski Rahmati mengungkapkan rasa penyeselannya melalui media, Queiroz sama sekali tidak menanggapinya. Beberapa pendukung tim nasional juga menginginkan mantan gelandang serang Bayern Munchen, Ali Karimi untuk diikutsertakan ke Brasil, tetapi pelatih memiliki ide yang berbeda untuk timnya.


Sumber :



image image image

Tidak ada komentar:

Posting Komentar