Jumat, 13 Juni 2014

Perjalanan Karir Pelatih dari Uruguay Dan Kosta Rika


Uruguay, SunduL – Lolosnya Uruguay dan Kosta Rika di Piala Dunia 2014 Brazil, tidak lepas dari peran para peracik strategi dari masing-masing tim.
Kosta Rika mempunya Jorge Luis Pinto, sementara Uruguay dibawah asuhan Oscar Tabarez.


Oscar Tabarez.

Dahulu Tabarez juga adalah seorang pemain sepakbola, ia menjalani karir sebagai seorang pemain selama 12 tahun itu.

Pelatih kelahiran3 Maret 1947 itu bermain untuk klub-klub sederhana, seperti Sud América dan Sportivo Italiano di Argentina, Montevideo Wanderers, Fenix serta Puebla di Meksiko dan Bella Vista, sebelum akhirnya pensiun saat usia menginjak 32 tahun.

Tabarez langsung menjalani karir sebagai manager pada tahun 1980, setahun setelah pensiun sebagai pemain, ia mengambil pelatihan di Bella Vista.

Tahun berikutnya, pelatih berusia 67 tahun ini dipercayakan untuk memimpin Uruguay  under 20-an.

Kemudian bekerja di banyak klub di negaranya, tanpa menetap lama.

Namun, pada tahun 1987, Tabarez memimpin raksasa nasional C.A. Penarol. Saat itu ia berhasil membawa klubnya menjuarai Copa Libertadores, mengalahkan América de Cali.

Keberhasilan itulah fundamental dalam pengangkatannya sebagai manajer tim nasional Uruguay, yang berhasil membawa negaranya masuk ke babak 16 besar Piala Dunia FIFA 1990 di Italia, namun harus tersingkir saat melawan tuan rumah.

Kemudian, pelatih bernama lengkap Oscar Washington Sclavo, melatih klub raksasa Argentina Boca Juniors Liga selama dua tahun. Pada tahun 1994 Tabárez pindah ke Italia untuk mengelola Serie A Cagliari Calcio.
Akhirnya Tabarez dipekerjakan oleh raksasa Italia AC Milan, namun masa kerjanya hanya bertahan beberapa bulan, setelah kekalahan 2-3 pada pertandingan Supercup Italia melawan Fiorentina, di San Siro.
Lalu Tabarez singgah bersama Klub Atlético Velez Sarsfield dan Boca. Tabarez menghabiskan kurang lebih enam tahun di Argentina.

Pada tahun 2006, setelah Uruguay gagal lolos ke tiga kalinya dari sebelumnya empat Piala Dunia FIFA, ia mengambil alih tim nasional.

Turnamen pertamanya adalah Copa América 2007, di Venezuela. Tabarez berhasil membawa Uruguay menjadi semi finalis.

Setelah melewati masa playoff melawan Kosta Rika, Tabarez dan Charruas lolos ke Piala Dunia FIFA 2010 di Afrika Selatan.

Tim asuhannya berhasil mencapai semi final untuk pertama kalinya dalam 40 tahun, dengan hanya kebobolan lima gol dalam enam pertandingan saat itu. Uruguay mengakhiri kompetisi di posisi keempat, setelah kalah 2-3 saat melawan Jerman.

Pada tahun 2011 Piala Copa América, Tabarez membawa Uruguay meraih kemenangan ke-15 dalam turnamen tersebut. Ini berarti bahwa Tabarez yang telah mengantarkan Uruguay menjadi negara yang paling tangguh permainan sepakbolanya dari negara manapun di benua Amerika.



Jorge Luis Pinto.

Lahir 16 Desember 1952 di San Gil, Santander, Luis Pinto adalah pelatih sepak bola berkebangsaan Kolombia, dan saat ini menangani tim nasional sepak bola Kosta Rika.

Setelah upayanya gagal saat melatih Kosta Rika pada tahun 2004-2005, Pinto kembali ke Kolombia untuk melatih tim yang baru-baru ini dipromosikan Corporación Nuevo Cúcuta Deportivo.

Pelatih bernama lengkap Jorge Luis Pinto Afanador ini langsung membawa klub promosi yang ia pimpin memenangkan kejuaraan pada saat itu, dan mencatatkan sejarah bagi mereka.

Tak lama kemudian Luis Pinto diberikan kepercayaan sebagai pelatih tim nasional sepak bola Kolombia.
Tugasnya dalam memimpin timnas Kolombia sangat dikritik oleh masyarakat umum, setelah permainan yang sangat buruk dibandingkan Uruguay dan Chile pada kualifikasi Piala Dunia 2010, serta Piala Copa America 2007.

Barulah pada tanggal 10 September 2013, pelatih berusia 61 tahun ini dipercayakan untuk menangani Kosta Rika untuk Piala Dunia 2014 FIFA di Brasil. Perjalanan yang cukup baik telah diperlihatkan Kosta Rika dibawah asuhan Luis Pinto pada Piala Dunia 2014 kali ini.


Tim nasional Kosta Rika berhasil masuk sampai babak fase grup, dan bergabung bersama Uruguay, Inggris, serta Italia. Tugas yang berat sudah menanti Pinto, namun sang pelatih merasa tim nya saat ini adalah sosok kuda hitam.


Sumber :


image image image

Tidak ada komentar:

Posting Komentar